“Sesuatu yang berbeda” tentang Swedia, tetapi Jerman “tidak akan hancur”

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-14 Kategori: news

## Sentuhan Baru di Tim Putri Swedia: Mampukah Mereka Merebut Takhta Eropa?

Johanna Rytting Kaneryd, gelandang lincah timnas putri Swedia, baru-baru ini melontarkan pernyataan yang cukup berani: Swedia bisa melaju “sepanjang jalan” di Euro 2025.

Klaim ini bukan sekadar optimisme kosong, melainkan didasarkan pada keyakinan kuat bahwa ada “sesuatu yang berbeda” dalam skuad kali ini.

Tapi, apakah “sesuatu yang berbeda” itu cukup untuk menumbangkan dominasi tim-tim raksasa Eropa, terutama Jerman, yang meski sempat terseok-seok, tetap menjadi ancaman laten?

Memang, perjalanan Swedia di beberapa turnamen terakhir kurang memuaskan.

Kekalahan di semifinal Piala Dunia Wanita 2019 dan Olimpiade Tokyo 2020, serta tersingkir dini di Euro 2022, meninggalkan luka yang mendalam.

Namun, pernyataan Kaneryd mengisyaratkan adanya perubahan signifikan, bukan hanya dari segi taktik, tetapi juga dalam dinamika tim dan mentalitas pemain.

“Sesuatu yang berbeda” itu mungkin terletak pada perpaduan ideal antara pemain berpengalaman dan talenta muda yang sedang naik daun.

Pemain seperti Caroline Seger, meski usianya tak lagi muda, tetap menjadi jangkar di lini tengah, memberikan stabilitas dan kepemimpinan yang tak ternilai harganya.

Sementara itu, pemain muda seperti Hanna Bennison dan Rosa Kafaji membawa energi dan kreativitas baru ke dalam tim.

Selain itu, mungkin “sesuatu yang berbeda” itu adalah taktik yang lebih fleksibel dan adaptif.

Swedia selama ini dikenal dengan permainan fisik dan direct, namun dengan kehadiran pemain-pemain yang lebih teknis, mereka kini mampu bermain dengan lebih variatif, baik dalam penguasaan bola maupun serangan balik.

Namun, ambisi Swedia untuk berjaya di Euro 2025 tidak akan mudah diwujudkan.

"Sesuatu yang berbeda" tentang Swedia, tetapi Jerman "tidak akan hancur"

Jerman, meski sempat mengalami masa transisi dan performa yang kurang konsisten, tetaplah Jerman.

Mentalitas juara yang tertanam kuat dan regenerasi pemain yang terus berjalan membuat mereka selalu menjadi kandidat kuat.

Bahkan di saat terpuruk sekalipun, “die Mannschaft” tidak akan hancur (“won’t destruct”).

Analisis saya, pernyataan Kaneryd adalah sinyal kuat bagi para pesaing Swedia.

Mereka tidak lagi puas hanya menjadi kuda hitam, tetapi benar-benar mengincar gelar juara.

Namun, untuk mewujudkan ambisi tersebut, Swedia perlu tampil konsisten sepanjang turnamen, menghindari kesalahan-kesalahan krusial, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Euro 2025 akan menjadi panggung pembuktian bagi Swedia.

Mampukah mereka memanfaatkan “sesuatu yang berbeda” untuk mengukir sejarah baru?

Atau akankah Jerman, dengan tradisi juara yang tak tergoyahkan, kembali menunjukkan dominasinya?

Kita tunggu saja pertarungan sengit di lapangan hijau.

Satu hal yang pasti, Euro 2025 menjanjikan drama dan kejutan yang tak terduga.