Tiga tewas, 70 luka-luka dalam insiden stadion Aljazair

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-06-24 Kategori: news

## Tragedi di Stadion 5 Juli 1962: Kemenangan MC Alger Ternoda DukaKemenangan MC Alger atas USM Alger dalam laga derbi yang memastikan gelar juara Liga 1 Aljazair musim ini seharusnya menjadi pesta rakyat.

Namun, euforia itu berubah menjadi tragedi yang memilukan.

Tiga nyawa melayang dan lebih dari 70 orang terluka akibat insiden jatuhnya sebagian tribun atas Stadion 5 Juli 1962, Aljazair.

Kabar ini bagaikan petir di siang bolong.

Sebuah kemenangan yang seharusnya dikenang dengan senyuman, kini justru diwarnai duka mendalam.

Bagaimana bisa kegembiraan berubah menjadi malapetaka dalam hitungan detik?

Menurut laporan yang beredar, insiden terjadi sesaat setelah peluit panjang berbunyi.

Tiga tewas, 70 luka-luka dalam insiden stadion Aljazair

Ribuan suporter yang memadati stadion yang ikonik itu meluapkan kegembiraan dengan melompat-lompat dan berdesakan di tribun.

Diduga, konstruksi tribun yang rapuh tidak mampu menahan beban berlebihan, mengakibatkan sebagian tribun ambruk.

Jumlah korban yang begitu banyak sungguh mencengangkan.

Lebih dari 70 orang dilarikan ke rumah sakit dengan berbagai macam luka.

Tim medis kewalahan menangani banyaknya korban, sementara suasana di luar stadion dipenuhi isak tangis dan kebingungan.

Tragedi ini bukan hanya sekadar kecelakaan.

Ini adalah cermin dari masalah yang lebih besar, yaitu kurangnya perhatian terhadap infrastruktur olahraga di Aljazair.

Stadion 5 Juli 1962, yang menjadi saksi bisu sejarah sepak bola Aljazair, seharusnya menjadi kebanggaan, bukan justru menjadi tempat terjadinya tragedi.

Pemerintah Aljazair harus segera melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti insiden ini.

Pemeriksaan kelayakan dan keamanan seluruh stadion di Aljazair harus segera dilakukan untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.

Lebih dari itu, tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan olahraga.

Euforia memang manusiawi, namun keselamatan harus menjadi prioritas utama.

Panitia penyelenggara pertandingan harus memastikan bahwa stadion dalam kondisi aman dan mampu menampung jumlah penonton yang ada.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya merasa terpukul dengan kejadian ini.

Sepak bola seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan persatuan, bukan justru menjadi penyebab duka dan kehilangan.

Keluarga korban berhak mendapatkan keadilan.

Pemerintah Aljazair harus bertanggung jawab penuh atas insiden ini dan memberikan kompensasi yang layak kepada keluarga korban.

Semoga tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

Mari kita jadikan sepak bola sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan, bukan untuk mencari sensasi dan melupakan keselamatan.

Kepada keluarga korban, saya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya.

Semoga arwah para korban diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.